SALING MENGELOLA EGOIS


Mengapa memilih untuk menjalin relasi dengan orang lain ? 

Ketika dihadapkan dengan pertanyaan demikian, sudah sewajarnya bagi sesama manusia untuk hidup berdampingan dan saling menyayangi. Sudah menjadi suatu keharusan pula bahwa sesama manusia saling mendukung sisi positif pasangan termasuk untuk menerima sisi negatifnya juga. 
Bicara sisi negatif pasangan, yang paling dominan muncul di rentetan masalah antar pasangan yaitu tentang "keegoisan"

EGOIS tentu berbeda dengan EGO, namun kita sering keliru terhadap pemahaman kedua kata tersebut. 
Ego, dalam istilah psikologi dapat dipahami sebagai bentuk pengendalian yang ada di dalam diri kita. Sedangkan egois dimaknai sebagai bentuk sikap yang mementingkan diri sendiri dan menganggap bahwa dirinya paling benar diantara yang lain.

Egois memang menjadi salah satu sifat yang mendasar pada pribadi setiap manusia. Terkadang egois memiliki nilai positif di suatu kondisi tertentu. Akan tetapi nilainya akan berubah ketika kita belum cukup mengelolanya dengan baik. 

Hal ini berlaku juga pada saat kita menjalin hubungan dengan seseorang. Pada dasarnya, tiap individu memiliki kadar keegoisan masing-masing dan tergantung pada bagaimana mereka mengontrol kadar egois tersebut. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah

Mengapa manusia tetap ingin menjalin suatu hubungan dengan orang lain padahal ia tahu bahwa semua orang memiliki sifat egois ?

Manusia pada dasarnya juga sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Artinya, setiap individu tetap akan membutuhkan individu lain untuk hadir agar kehidupannya menjadi lebih baik. Setiap manusia ingin merasakan perasaaan saling didukung dan diakui keberadaan ketika menjalin sebuah relasi degan orang lain. 

Namun terkadang di sebuah relasi yang terjalin sebegitu nyamannya, masih sering ditemukan perbedaan keinginan dan harapan yang berujung pada konflik. Ada yang ingin didengarkan, ada pula yang ingin dimengerti maksud dan tujuannya. Ketika adu argumen terjadi, yang ada malah saling membenarkan diri. 

"Saya gak merasa salah kok". 
"Kenapa harus saya yang minta maaf terlebih dahulu ?"
"Yang saya lakukan itu benar kok"

Seringnya diantara kita mengucapkan hal demikian untuk sekedar afirmasi akan tindakan yang sudah dilakukan. Selalu ingat bahwa tidak semua yang menurut kita benar dapat diterima oleh orang lain dan begitu juga sebaliknya. Pada akhirnya, diam menjadi pilihan terbaik ketika menghadapi situasi saling membenarkan diri. Namun, diam bukan solusi, yang ada justru malah menambah gengsi dalam berkomunikasi. 

Lantas, bagaimana egois bisa dikelola dengan baik ?

Pertama, yang terpenting dan paling penting adalah KOMUNIKASI
Menjalin suatu hubungan yang baik tidak jauh dari kata saling mengerti, memahami dan peduli dan hal itu bisa dicapai melalui komunikasi. Saling berdiskusi terhadap masalah yang sedang dihadapi bisa menjadi sebuah refleksi antar pribadi. 

Kedua, kenapa tidak mencoba untuk mengalah ?
definisi mengalah tidak semata-mata kalah. Mengalah menjadi pilihan terbaik untuk proses pendewasaan diri dengan mengesampingkan sifat egois demi mempertahankan relasi.

Ketiga, coba lebih berpikir tidak menjadi dominan dalam suatu hubungan. 
Sifat merasa paling segalanya dalam hubungan cenderung memperburuk keadaan. Sering dari kita merasa bahwa kita sudah paling berkorban dan banyak berkontribusi dalam suatu hubungan. 

Keempat, selalu ingat bahwa kita tidak bisa merubah pasangan kita seperti apa yang kita inginkan, melainkan mendukungnya untuk jadi lebih baik lagi. 
Perubahan diri pada dasarnya menjadi hak masing-masing pribadi. Seseorang akan berubah ketika memiliki kesadaran yang ada pada dirinya dan itu tidak bisa dipaksakan dalam jangka waktu yang instan. Daripada kita sibuk mengintervensi untuk berubah seperti apa yang kita inginkan, lebih baik menerima keadaannya sambil mendukung setiap apapun yang dilakukan oleh pasangan kita selagi bernilai positif . Saling menerima kekurangan juga merupakan bentuk pengelolaan sifat egois yang cenderung mengarahkan kita pada hubungan yang sehat. 

Saya percaya, hubungan akan semakin erat ketika kita menaruh prinsip dewasa di dalamnya. 
Konflik soal biasa, 
alih-alih menjadi seorang yang apatis, lebih baik sama-sama saling mengelola egois.

Comments

  1. suka banget sihhh, ini emg yg selalu dialami tiap pasangan. semoga selalu menginspirasi 💛

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts