#DIRUMAHAJA


COVID-19 menjadi headline setiap berita yang ada baik di media massa maupun media sosial saat ini. Sebegitu dahsyatnya sampai berhasil membuat sebagian masyarakat cenderung bersikap tidak tenang untuk menghadapinya. Pasalnya, jumlah pasien yang positif terkena pandemi ini per 13/03/2020 sudah berjumlah kurang lebih 69 orang.  oleh karena dampak COVID-19 yang semakin membuat masyarakat khawatir, maka beberapa negara termasuk Indonesia berencana memberlakukan kebijakan lockdown. 

Kebijakan Lockdown
dapat dimaknai sebagai salah satu strategi negara untuk mengisolasi atau melakukan karantina kepada masyarakatnya dengan cara menghentikan sementara aktivitas domestik negara baik dari aspek perekonomian, pariwisata hingga pendidikan lalu berdiam diri di dalam rumah selama beberapa waktu yang ditentukan. 

Pada tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan waktu yang ditentukan oleh setiap instansi/lembaga/perusahaan/akademi tertentu, masyarakat sudah mulai bekerja dan belajar di rumah. Akan tetapi, hal ini malah memunculkan dampak terutama pada aspek ekonomi. Peraturan tersebut seolah diperuntukan hanya pada orang-orang yang bekerja di instansi pemerintahan dan instansi besar lainnya dan juga bidang pendidikan. Sebagian juga beropini bahwa kebijakan ini tidak lagi memandang nasib masyarakat minoritas yang bekerja sebagai buruh harian, pedagang dan pemborong. 

Opini ini mengingatkan saya pada setiap orang-orang yang dahulu ketika bekerja mengeluhkan untuk libur sejenak karena lelah dengan aktivitas dan pekerjaan yang berat dan terkesan monoton. Ketika peraturan bekerja/belajar di rumah diberlakukan justru cenderung panik dan takut jika sistem perekonomian surut. 

MENGAPA KITA TIDAK COBA UNTUK BERPIKIR POSITIF 
TERHADAP SUATU HAL YANG TERJADI 
SEBELUM PADA AKHIRNYA KITA MENGAMBIL KEPUTUSAN 
UNTUK BERARGUMEN ?

Untuk merumuskan dan sampai pada tahap keputusan penerapan sebuah peraturan tersebut tentunya Presiden beserta pejabat tinggi lainnya sudah memikirkan bagaimana dampak-dampak selanjutnya bisa teratasi walaupun mungkin butuh proses perlahan. 

Lantas, apa yang harus kita lakukan ? 
alih-alih membaca berita di media yang terkadang malah semakin membuat panik, 
lebih baik coba untuk membuat suasana menjadi asik. 

Banyak hal yang bisa dilakukan #dirumahaja ketika lockdown diterapkan. 

Pertama, Me time ! mengistirahatkan fisik serta pikiran yang penat dengan rutinitas sehari-hari soal pekerjaan, tugas dan apapun itu. 

Kedua, memperbaiki dan mempererat komunikasi yang sempat tertunda dengan anggota keluarga. Menjalin komunikasi yang lebih intim lagi dengan keluarga bisa dilakukan sebagai bentuk quality time ketika sebelumnya sibuk bekerja. 

Ketiga, mengasah hobi dan mencoba hal baru yang menarik. Walaupun kegiatan dilakukan di rumah bukan berarti dunia maya tidak bisa dijangkau. Coba untuk mencari aktivitas dan ketertarikan baru melalui online mungkin seperti belajar mengasah soft skill memasak, editing, menulis artikel, atau hobi lainnya.

Keempat, memastikan pekerjaan yang biasa dikerjakan di kantor selesai dan terfokus. Kegiatan berdiam diri di rumah terkadang justru mengalihkan fokus seseorang yang seharusnya mengerjakan pekerjaan kantornya dan cenderung bersikap santai. 

Keempat aktivitas di atas bisa dilakukan dibarengi dengan pola hidup bersih dan sehat. walaupun #dirumahaja bukan berarti tidak melakukan hal-hal produktif. Dengan berpikir positif dan melakukan kegiatan yang positif juga, kita ikut andil dalam pencegahan penularan COVID-19 melalui kontak langsung dengan orang lain. 

Sumber : 

Comments

Popular Posts