MENGENAL TUHAN LEWAT ALAM
Miris rasanya melihat berita yang beredar tentang bencana yang terjadi baik di tanah air maupun di luar negeri seperti kejadian bencana banjir yang baru-baru ini bahkan terjadi musiman di daerah Jakarta dan sekitarnya diikuti dengan daerah Sulawesi, kemudian ada kebakaran hutan yang masif di Australia, angin puting beliung serta tanah longsor dan juga bencana lainnya. Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah ada kurang lebih 203 peristiwa bencana yang terjadi di awal tahun 2020.
Di sisi lain kehidupan manusia,
Ketika musim panas tiba, kita sering mengeluh kapan hujan tiba sementara orang-orang yang tinggal di daerah dingin cenderung membutuhkan panas untuk menghangatkan suhu tubuh mereka.
Lain halnya ketika hujan turun, banyak dari kita juga yang mengeluh dan merasa hujan adalah penghambat aktivitas di luar rumah seperti tidak bisa bekerja, gagal main dan berpergian dan lain sebagainya. Padahal kita tahu bahwa orang-orang yang tinggal di daerah yang rentan kekeringan sangat membutuhkan hujan untuk membasahi lahan dan mencukupi kebutuhan air minum sehari-hari.
Tapi apa yang terjadi pada asumsi dari orang-orang di sekitar kita ?
Banyak dari kita yang menghubungkan bencana sebagai sebuah azab dari Tuhan.
Ada lagi yang beranggapan bahwa bumi ini sudah tua dan sudah waktunya menunjukkan tanda-tanda dari kiamat kecil.
Padahal di sisi lain, sedikit dari kita yang memiliki anggapan bahwa semesta semakin hari menjadi berubah ulah penghuninya.
Saya percaya semua ajaran agama selalu mengajarkan dan mengarahkan setiap manusia kepada kebaikan. Baik itu mengajarkan kebaikan terhadap sesama manusia, hewan dan termasuk pada alam.
Bicara mengenai alam, kebaikan kecil yang diajarkan Tuhan melalui adab-adab agama yang kita percayai paling tidak dengan cara seperti menjaga, merawat serta melestarikan alam.
"Tuhan selalu punya cara tersendiri untuk membuat manusia selalu tersenyum"
Itulah kenapa Tuhan sudah menyediakan apapun yang dibutuhkan oleh manusia melalui alam semesta. Banyak orang yang bilang bahwa semua harus kembali ke alam, tapi ketika alam kita rusak apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh kita sebagai manusia yang beradab ? Bukankah sudah semestinya kita patut bersyukur bisa diposisikan untuk tinggal dan menetap di bumi Indonesia yang kaya akan alamnya ?
Menjaga, merawat serta melestarikan alam dan lingkungan secara berkelanjutan merupakan salah satu cara bagaimana kita bisa mengenal Tuhan lebih dekat. Dengan adanya alam dan lingkungan yang terjaga akan membuat kehidupan manusia menjadi nyaman dan kembali lagi untuk bersyukur kepada Tuhan. Memang benar alam sudah disediakan Tuhan untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia akan tetapi yang membuat alam menjadi rusak adalah paradigma, persepsi dan sikap dari manusia itu sendiri yang kurang tepat dalam pemanfaatan alam dan lingkungan.
Lagi-lagi soal kesadaran manusia akan adanya perubahan iklim masih dirasa minim. Isu perubahan iklim masih dianggap sebagai suatu hal yang sepele dan mungkin sebagian orang beranggapan dan berkomentar "halah ...." pada isu ini. Memang langkah kecil apapun terkait dengan penanggulangan isu perubahan iklim sudah baik dilakukan seperti mengurangi sedotan, mengurangi penggunaan sampah plastik sampai dengan gerakan menanam pohon berapa ribu pun jumlahnya. Perlu diberikan apresiasi terhadap kesadaran itu tapi yang menggelikan adalah ketika ide yang dibuat sudah baik, pelaksanaan dan cara penyampaian untuk mengajak bersama-sama untuk mereduksi adanya perubahan iklim sudah dirasa maksimal tapi sayangnya kita lupa dengan konsep KEBERLANJUTAN. Lingkup merawat, menjaga serta melestarikan alam jika tidak dibarengi dengan tindakan keberlanjutan tentu sama saja membuang waktu, ide dan tenaga yang sudah di gagas. Keberlanjutan yang dimaksud yaitu mengontrol dan melakukan cross-check sambil memberikan tenggang waktu pada kegiatan tersebut apakah pohon yang sudah ditanam mengalami perubahan atau tidak, apakah tumbuh atau malah justru mati dan lain sebagainya.
Dengan demikian, konsep berkelanjutan tersebut jika diaplikasikan sebaik mungkin secara perlahan dapat membuat alam serta lingkungannya terjaga, terawat dan lestari. Bukankah setidaknya kita berusaha membangun surga di bumi terlebih dahulu ?
"Ketika Tuhan sudah membuat manusia tersenyum, kini saatnya kita memiliki cara tersendiri untuk membuat Tuhan selalu tersenyum"
Aku mau nambahin nih hehehe..
ReplyDeleteKita butuh tuhan dan tuhan gak butuh kita. Jadi jaga dan rawat lah apa yg Ia berikan sebagai tanda bersyukur dan tanda bahwa kita cinta pada tuhan.
thank youuuuu , intinya kita harus bisa sama-sama bersyukur punya alam yang indah begini
Delete