HIDUP ASIK TANPA PLASTIK
Mungkin, tema kali ini menjadi tema yang sudah mainstream di sepanjang sosial media mengingat isu penggunaan serta limbah plastik yang semakin marak menjadi topik bahasan yang serius untuk didiskusikan.
"PLASTIK"
satu kata berjuta bahaya
Plastik yang kita ketahui merupakan salah satu alat yang diciptakan untuk mempermudah manusia meletakkan barang, fleksibel untuk di bawa kemanapun dan aman karena tidak rawan pecah jika terjatuh di tambah dengan harganya yang lebih terjangkau daripada bahan lain.
Dibalik kemudahan dan keringanan yang diberikan oleh si plastik ini ternyata menyimpan bahaya yang sebelumnya sulit untuk disadari oleh kita.
Sebuah laporan terbaru dari Center for International Environmental Law (CIEL) yang berjudul “Plastic&Health: The Hidden Costs of a Plastic Planet” menemukan bahwa plastik berdampak terhadap kesehatan manusia, dan menyimpulkan perlu ada tindakan segera untuk mengadopsi pendekatan kehati-hatian untuk melindungi manusia dari krisis polusi plastik. Salah satu temuan yang dilaporkan yaitu :
"Plastik menimbulkan risiko yang berbeda terhadap kesehatan manusia di setiap tahapan siklus hidupnya, dari bahan kimia berbahaya yang dilepaskan selama ekstraksi dan pembuatan bahan baku, paparan zat kimia tambahan selama penggunaan, dan polusi terhadap lingkungan dan makanan kita dalam bentuk limbah."
Mungkin saat ini sudah banyak yang TAHU bahwa plastik memang berbahaya jika terus menerus digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Tapi sebagian dari kita juga ternyata belum ada yang SADAR atas bahaya tersebut.
Mari kita lihat kembali dalam kebiasaan yang sering kita jumpai dan lakukan sehari-hari.
Sederhananya, kita tentu sering memakan permen yang bungkusnya mayoritas berbahan dasar plastik dan kita sudah memakan permennya, lalu bungkusnya dengan sengaja atau tidak kita buang tidak pada tempatnya sambil berkata
"Ah cuma 1 ini"
tapi bisa bayangkan ketika 200 juta orang berkata hal yang sama, lalu berapa juta plastik permenkah yang terbuang tidak pada tempatnya ??
Selanjutnya, saya sangat apresiatif sekali dengan beberapa restoran cepat saji yang kini perlahan menerapkan pengurangan penggunaan sedotan plastik pada minuman yang disediakan di sana,
tapi yang sangat disayangkan ternyata walaupun memang penerapan itu sudah di lakukan, sedotan plastik ternyata masih tersedia ketika beberapa customer meminta langsung kepada pramusaji yang dimaksudkan untuk anaknya yang kesulitan minum tanpa sedotan.
Aksi apresiatif lainnya yang dijumpai adalah ketika melihat banyaknya coffee shop atau kedai minuman yang muncul di seputaran kota. Beberapa dari mereka ikut andil dalam aksi pengurangan plastik dengan mengeluarkan tumblr unik dan kreatif. Tapi yang bertolak belakang adalah masih banyaknya coffee shop / kedai minuman yang ketika kita memesan untuk dine-in atau take away dengan menggunakan cup plastik PLUS sedotannya walaupun memang beberapa kedai menggunakan cup yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang.
Next, masih soal take away entah itu makanan atau minuman dan seringnya kita memesannya melalui fitur GO FOOD / GRAB FOOD atau kurir makanan lainnya. Pastinya, sang kurir ingin mengantarkan pesanan dengan penuh kehati-hatian dan tetap utuh serta rapi agar customer senang dan untuk membawa pesanan tersebut lagi-lagi PLASTIK lah yang menjadi andalannya.
Sampai di sini setelah ilustrasi di atas dipaparkan, pasti terbenak kata "iya juga ya",
Tapi masih banyak lagi ilustrasi yang sering dan banyak kita jumpai seputar penggunaan plastik di kehidupan kita. Ada yang mungkin sering belanja di mini market menemukan plastik yang bertuliskan "bahan ini mudah hancur dengan sendirinya" atau yang sering disebut sebagai biodegradable yang sebenarnya belum menjadi solusi nyata untuk pengurangan plastik.
laporan berjudul “Biodegradable Plastics and Marine Litter. Misconceptions, Concerns and Impacts on Marine Environment” yang dirilis oleh UN Environment pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa plastik biodegradable bukanlah jawaban yang tepat dalam mengurangi pencemaran di lautan. Plastik jenis ini hanya bisa ‘hancur’ secara sempurna dalam kondisi lingkungan yang seringkali hanya ditemukan pada industrial composter (seperti pada suhu di atas 50°C) dan bukan alam bebas
(Source : https://www.greenpeace.org/indonesia/cerita/3541/kenapa-kantong-plastik-biodegradable-bukan-solusi/)
Beberapa ilustrasi di atas hanya merupakan sebagian contoh kecil dari banyak contoh lainnya yang belum disebutkan. Gerakan-gerakan sosial termasuk aksi dari beberapa kota yang sudah dipublikasikan di sosial media tentang aksi pengurangan plastik bertujuan mengajak kita untuk berkesadaran tinggi untuk selalu menjaga lingkungan.
contohnya seperti di Kota Semarang yang kini sudah menerapkan aksi bebas plastik sekali pakai di mana sudah tertuang pada Peraturan Walikota Semarang Nomor 27 Tahun 2019 tentang Pengendalian Sampah Plastik yang sudah dikeluarkan sejak bulan Juni 2019 lalu.
Tapi pada kenyataan dan implementasinya, kita masih sulit terpisahkan dari bahan yang satu ini. Bagaimana tidak? Beberapa perusahaan baik skala makro atau mikro akan merasa dirugikan apabila penggunaan plastik dikurangi dan yang kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan ritel juga dapat dikatakan sebagai pintu gerbang penggunaan plastik sekali pakai di samping harganya yang relatif terjangkau dari bahan lain seperti kaca atau kertas. Masalah pengurangan penggunaan plastik juga ternyata berdampak kepada pemulung.
Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) memprotes soal larangan penggunaan plastik di Indonesia. Pendapatan dari sampah plastik jadi menurun drastis. Protes mereka pun juga berlandaskan pada data, bahwa sebanyak 3,7 juta pemulung dari 25 provinsi di Indonesia sangat bergantung dengan sampah plastik. Sebab tidak seperti sampah yang lain, plastik sangat mengutungkan karena bisa dijual sebagai bahan daur ulang.
Kita semua tahu bahwa aksi pengurangan sampah memang tidak mudah dilakukan secara instan. Butuh waktu dan tahapan serta kesadaran dari masing-masing individu untuk membantu aksi ini terealisasi.
Dari ilustrasi yang sudah disampaikan di atas, mulailah perlahan untuk menanamkan kesadaran hidup sehat tanpa plastik yang mungkin bisa dilakukan mulai dari merubah pola kebiasaan yang kita lakukan,
yang tadinya pakai sedotan plastik kini harus beralih dengan sedotan yang lebih ramah lingkungan,
yang tadinya suka buang sampah permen, kini lebih baik simpan dulu di kantong sampai bertemu dengan tempat sampah,
yang tadinya suka pesan kurir makanan yang diantarnya pakai plastik, coba untuk bilang ke kurirnya untuk tidak banyak membawa plastik minimal tidak usah pakai sedotan plastik dan lebih baik datang sendiri ke tempat.
yang tadinya doyan ngopi di coffee shop yang dine in nya masih pake cup plastik, coba minta untuk pake gelas atau kamu bisa bawa tumblr sendiri untuk diisi.
yang tadinya suka belanja di mini market walaupun belanjanya hanya sedikit, cobalah berinisiatif berkata "nggak usah diplastikin mbak/mas"
plastik memang menarik
tapi masa depan kita harus membaik
untuk menguranginya pun butuh taktik
agar hidup kita makin asik
#hidupasiktanpaplastik
Comments
Post a Comment