BERTAHAP UNTUK BISA LEBIH MENGHARGAI
"Apa yang menurutmu baik belum tentu baik untuk orang lain dan
Apa yang menurutmu buruk bisa jadi baik untuk orang lain"
Percaya atau enggak, sekarang kita (kebanyakan) lagi ada dalam situasi di mana ketemu dengan orang-orang yang minim akan seni mendengarkan , orang-orang yang sulit untuk menerima beberapa opini, masukan atau mungkin nasehat dari orang lain. Untuk menerima aja sulit apalagi bisa memahami dan menghargai, ya kan ?
gak kenal umur .
gak kenal waktu.
gak kenal tempat.
kita pasti ketemu dengan orang dengan tipikal ini.
EGOIS ???
ohhh itu pasti ada di setiap diri masing-masing
yang bedain dari setiap orang apa ?
Porsinya.
seberapa banyak ia mampu untuk kendalikan
atau
justru seberapa sering ia mempertahankan
Oke lanjut ....
Punya pacar ?? sering ribut sama pacarnya perkara beda pendapat ?
itu mah biasaaaaaaa namanya juga bumbu-bumbu cinta.
Pernah juga debat sama orang tua atau kakak adik perkara hal krusial yang mau kamu pilih buat nentuin masa depan ?
punya temen ? temen deket ? atau temen yang gak deket-deket amat yang penting temen gitu ?
mereka pasti sering dong sharing soal hal apapun ke kamu . Anggaplah sharing itu adalah salah satu seni meminta pendapat dengan orang lain
contoh ...
"Eh cuy , mendingan lipstick shades 01 apa shades 05 yang pas buat gua ?"
"Gua lagi deket sama si A, tapi deket juga sama si B. dua-duanya baik, satunya perhatian, satunya cuek tapi gua sering dibeliin ini itu. Menurut lu gimana ?"
Respon terbaik kalian pasti adalah memberikan opini terkait hal yang ditanyakan.
dan ketika yang minta pendapat jawab argumenmu, kadang inilah suka kejadian yang namanya debat ~
enak kalo debatnya masih ringan, kalo debatnya udah yang sampe bikin badmood wah susah.
Tambah lagi ada unsur gak percaya, ngeyel, saling paling benar sendiri, kekeh sama pendirian dan lainnya itu sih yang sedikit mempersulit selesainya perdebatan.
Larut dalam topik pembicaraan boleh,
tapi jangan terlalu larut dalam emosi pembicaraannya .
Ada kok orang yang lagi lemah emosionalnya, kadang dia cuma butuh didengerin aja tanpa harus di kasih masukan untuk dia .
Ada juga yang udah lagi lemah emosionalnya, minta pendapat sama kita dan taunya dia gak terima dikasih pendapat tadi . Tiba-tiba marah, marahnya gak jelas. Terus tiba-tiba ngejudge kalo kita itu gak baik setelah kita kasih pendapat tadi .
ADA men ADA orang kayak gitu JELAS ADA mennnnn ~
jadi,
sebenarnya yang salah siapa ?
yang minta pendapat atau yang kasih pendapat ?
gak ada yang salah kok , gak usah sering banget nyalahin orang yah ...
si yang minta pendapat dan yang kasih pendapat itu hanya agak gak sinkron aja kok .
kalo kita lihat dari sudut pandang si yang minta pendapat nih.
namanya lagi bingung, lagi rapuh . Butuh asupan motivasi . Jiwa-jiwanya butuh untuk disemangatin. Minimal di dengerin. Tapi kadang suka egois.
Pendapat yang dia mau kadang gak sesuai ekspektasi . Gak tepat sasaran di hati .
Masih belum puas sama yang diharapkan. Dia coba untuk berargumen lagi tapi ketika mendapat saran yang sama , dia ngeyel. Gak terima kalo dirinya dinasehatin dan merasa punya pengetahuan dan hal yang lebih terkait topik pembicaraan tadi. Kalo egonya gak direda, dampaknya bisa ribut 7 kelurahan 8 kecamatan . Pecah kongsi dah kalo udah ribut.
gimana kalo lihat dari sudut pandang si yang kasih pendapat ?
niatnya bagus. mau bantu kasih support sama yang minta pendapat. cuma kebanyakan nih yaa dia ini suka 'maksa'. Dia suka lupa menempatkan dirinya sebagai si kasih pendapat, malah jadi si tukang kasih pendapat yang maksa pokoknya yg dikasih pendapat harus nurut sama omongan sini. kalo gak nurut nanti iming"nya bakal begini begini begitu .
yahhhh gak gituuu .
jangan malah memprovokasi mass mbak .
karena menurut pendapat saya & teman-teman di luar sanaaaa,
kriteria terbaik ketika kita mau kasih argumen, motivasi atau nasehat, cb observed dulu deh titik masalahnya di mana, topik apa yang mau dibahas, kalo pun memang punya pengalaman problem solving , keluarkan jangan sampe gak. Dan yang terpenting adalah selalu kasih ruang dan kesempatan serta pilihan kepada orang yang tadi minta pendapat. Jadi tetap pilihan jatuh pada si yang minta pendapat karena apapun itu pilihan dialah yang terbaik untuknya.
Terus nih,
hal penting juga untuk kamu yang banyak banget kedapetan curhatan dari sohib-sohibnya atau dari orang terdekat
apa salahnya untuk mendengarkan dulu sampai dia selesai bercerita . Pahamin dulu sisi emosionalnya jadi si yang minta pendapat merasa dihargai . Ketika dia sudah dihargai karena sudah didengarkan, feedbacknya adalah pelan-pelan dia akan terima saran pendapat dan nasehat dari kamu .
tapi kalo yang masih keras kepala, dibuang aja lah dia di laut :')
oh bukan ...
kita gak boleh ya jahat sama sesama :')
kalo dia masih keras kepala gimana ?
mudah kok. balik lagi ke kata" yang paling atas dari tulisan ini .
mungkin ya mungkin, kadang yang terbaik dari kita belum bisa diterima dengan baik oleh orang lain .
Setidaknya kita sudah menjalankan tugas terbaik untuk membuat sesama kita lega atas unek-uneknya yang terpendam.
Semakin dewasa pasti semakin tahu apa yang seharusnya dan selayaknya dilakukan.
Dari mendengarkan, kita bisa memahami.
Dari memahami kita bisa saling menerima .
dan ketika sudah bisa menerima kondisi apapun dari orang lain,
mereka sudah sangat merasa dihargai
❤️
πππππ
ReplyDelete