QUESTIONS TO MYSELF
Hai, selamat malam .
Kita bertemu lagi setelah sekian waktu yang sulit sudah terlewati dan pada akhirnya kita bisa duduk bersama saling bergumam membicarakan isi hati.
Waktu bergulir cepat bukan ? Sampai-sampai kamu lupa bahwa kemarin baru saja bertambah usia.
Oh .. saya tahu. Mungkin karena terlalu sibuknya aktivitas di luar sana ? atau memang sengaja mencari kesibukan agar hidup itu terlihat bermakna ?
Apa yang sebenarnya kamu cari ? Kebahagiaan ? Apa definisi kebahagiaan yang sesungguhnya ? Apakah bahagia itu tujuan akhir dari hidup ?
Saya kira, hidupmu sudah cukup bahagia di luar sana, tapi mengapa raut wajahmu hari ini terlihat berbeda tidak seperti biasanya ?
Cemas ? Apa yang kamu cemaskan ? Bukankah hidup terasa sempurna ketika sudah memiliki banyak teman, pasangan dan pekerjaan ?
Hei, saya masih penasaran resolusi apa yang sudah kamu ciptakan setiap tahunnya ! rencana seperti apa yang sudah tersusun rapi di kepala ?
Beberapa tahun silam, saya tahu bahwa dirimu punya cita-cita yang luar biasa. Apakah sudah tercapai ?
Sepertinya belum sepenuhnya ya ? Atau karena dirimu begitu berambisi jadi sulit terealisasi ?
Saya dengar, beberapa rekanmu sudah ada yang memiliki karir melejit. Bahkan menikah dengan mudahnya sampai tinggal dengan rumah hasil jerih payah sendiri. Bukankah menikah menjadi salah satu cita-citamu juga suatu hari nanti ?
Beberapa waktu lalu juga kamu pernah mengeluh karena bekerja itu hal yang sangat membosankan. Terkadang kamu dipertemukan dengan lingkungan yang kurang memadai. Tapi jika kamu tidak bekerja, bagaimana tuntutan hidupmu akan terbayar ?
Oh.. belakangan ini kamu asik dengan sosial media bukan ? Bagaimana perasaanmu ketika melihat banyak rekan memposting suatu "kebahagiaan" sedangkan kamu masih merasa bahwa dunia sungguh kurang berpihak pada dirimu ? Banyak yang sudah menjadi influencer sementara kamu masih duduk sebagai seorang officer. Banyak dari mereka juga yang sibuk dengan olshop, sementara kamu masih sibuk mengitari coffee shop.
Kamu tahu bahwa banyak orang mengatakan hidup adalah tentang pilihan dan semua berhak atas pilihan hidupnya masing-masing. Bagaimana tentang pilihan hidupmu ? Apakah sampai detik ini kamu pernah menyesali pilihan yang sudah kamu pilih ? Apakah sesuai ekspektasi ? Bagaimana orang lain melihat pilihanmu ?
Bagaimana dengan keluargamu ? Apakah selalu menyetujui apa yang sudah kamu pilih ? Atau malah kalian sering bertengkar karena berbeda opini ? Dahulu, kamu juga pernah bercita-cita membahagiakan mereka bukan ? Lantas, apakah sudah kamu lakukan ?
Ah, tapi kamu memang terlalu sibuk sampai-sampai kamu lupa berapa usia orang tuamu sekarang. Benar kan ? Kamu ingat apa pesan mereka dahulu ? Mereka selalu berpesan bahwa ketika kamu besar nanti, hidupmu jangan seperti mereka dahulu. Apakah pesan itu sudah kamu balaskan ?
Hidup itu sungguh pelik ya ? Ada pepatah mengatakan bahwa ketika kamu keras dengan diri sendiri maka dunia akan terasa lembut. Begitu juga sebaliknya, ketika kamu bersikap lembut pada diri sendiri maka dunia begitu keras untuk dihadapi.
Saya tahu betul kamu hampir lelah berlari mengejar sebuah standarisasi.
Memilah pilihan-pilihan dan acap kali bertemu dengan cobaan.
Merasa kalah di dalam pilihan yang salah.
Merasa gagal dan tertinggal
Dan teralu menggantungkan diri pada ekspektasi.
Seberapa sering kamu bersyukur atas pilihan hidup yang kamu jalani sampai saat ini ?
Seberapa sering kamu melibatkan Tuhan di setiap berhasil atau gagalnya sebuah pilihan ?
Oh ya, kamu ternyata juga seorang yang pandai berhalusinasi tentang masa depan. Masa depan seperti apa yang kamu inginkan ?
Suatu hari nanti semua orang ingin sekali punya keturunan. Bagaimana kamu mengajarkan nilai pada anak-anak kelak ?
dan satu hal yang terpenting .... kamu tahu bahwa masa depan itu masih rahasia bukan ? Sudahkah kamu berkomitmen dalam hati tentang apa saja yang akan kamu siapkan di kehidupan beberapa tahun kemudian ?
Mari sejenak kita menutup mata dan berfantasi sebagai mana mestinya. Sepakat ?
Requested by :
Afif Haryanto
Comments
Post a Comment