GADIS-GADIS DALAM ANTRIAN



Hai, lama tak bersua ! 
ada pepatah yang bilang tidak ada kata terlambat untuk minta maaf, jadi sebelumnya mau ucapin 
"Selamat Idul Fitri 1440 H, Minal Aidin Walfaidzin mohon maaf lahir dan batin"

Blog ini sebenernya ditulis tepat pada hari Rabu tanggal 12/06/2019 pukul 03.10 pagi waktu Jeddah, Arab Saudi.
kalo di Indonesia udah jam 07.03 pagi. Belum sempet istirahat sih dan emang gak bisa tidur juga. Jadi bisa bayangin ini bentuk muka gimana, bentuk mata gimana :')

ngapain di Jeddah ?
Oke, ini my first traveling paling jauh sepanjang hidup sih hehehe ,
bukan cuma sekedar traveling, tapi bisa dibilang ini wisata religi :')
nanti bakal di review deh gimana, tapi hari ini aku gak mau bahas urutan aku kemana kemana dan ngapain aja . Aku mau bahas pelajaran yang aku dapet setelah melakukan perjalanan jauh dan lumayan memakan waktu .

Perjalanan panjang kali ini disponsori oleh kantong mata yang lumayan besar, muka kering, bibir pecah-pecah, betis kram dan punggung kaki yang bengkak :')
Tujuan ku adalah ke Madinah dan Mekkah. Kalian pasti tau lah aku ngapain di sini. Iya .. Aku sangat bersyukur bisa memenuhi panggilan Tuhan ke rumahNya . Kesempatan yang mungkin gak datang dua kali.

Kata kebanyakan orang ketika kamu sudah sampai ke tanah suci, maka kamu akan tahu sifat-sifat asli orang-orang di sana, baik itu sifatmu atau itu sifat orang lain di sekitarmu. Kamu juga akan dihadapkan dengan segelintir ujian-ujian kecil untuk hatimu.
Sekilas kupikir itu hanya rumor-rumor biasalahhhh, dan setelah aku kesana .. well, I've prooved it, babe.

"Setiap kesulitan pasti ada kemudahan"

Aku selalu yakin akan hal itu. Ketika kamu memberanikan diri untuk melakukan perjalanan jauh itu tandanya kamu harus siap menghadapi lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai kalangan, bertegur sapa dengan situasi baru.

Aku merasakan hal itu sendiri .
terus , aku harus apa ??

beberapa orang berpesan kepadaku sebelum pergi

"hati-hati ya , jaga diri baik-baik, pintar-pintarlah membawa diri"

Oke, karena orang-orang yang aku tinggalkan sangat berharap besar atas kepulanganku ke rumah, aku terapkan pesan-pesan mereka.

Setibanya aku di kota suci itu, hal pertama yang keluar dari mulutku adalah tidak ada berhentinya mengucap syukur.
bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara lantas tak membuatku takut.

Panjang cerita ketika aku sudah sampai di sana dan banyak banget pelajaran hidup yang aku dapet . Tapi aku benar-benar menemukan kesan ketika perjalananku pulang ke Indonesia. 

Baru nyampe udah mau ceritain pulangnya gimana ya hehehehe,

Pagi itu aku sedang ada dalam antrian panjang untuk check passport kepulanganku di Indonesia. Sayangnya aku sempat terpisah di barisan antrian teman-teman wanita yang lainnya. Mereka jauh lebih dulu masuk ke Imigration X Ray Center untuk cek isi bagasi.

Aku ? ya masih di antrian belakang. 
Well, Passportku lolos. Petugas kemudian mengarahkanku ke antrian khusus wanita untuk ke X ray center. Lagi-lagi aku ada di antrian belakang disusul dengan ibu-ibu yang entah dari negara mana yang asik dan sibuk telponan dengan kerabatnya. Di depanku juga ada 2 orang wanita bercadar dengan pakaian full hitam dan tatapannya tak berhenti tertuju padaku.

"Tumi Ki eka Apani kotha theke esechena ?"

"......."

"Are you Bangladesh ??"

"Sorry, I'm from Indonesia. Can you speak in English ??"

Percakapan pun dimulai ...

Birda & Sohel, itulah nama kedua wanita bercadar yang berdiri tepat di depanku. Usianya masih terpau muda . Birda 1990 dan Sohel 1992. Mereka masih saudara persepupuan. Mereka adalah muslim yang bermukim cukup lama di Bangladesh dan memang asli keturunan sana.

Beruntung & bersyukur walaupun cuma bermodalkan speaking english yang levelnya masih ecek-ecek lah tapi mereka masih nyambung sama apa yang aku maksud.

Okehhh , tujuan mereka ke sini adalah ..... umroh.
cuma bedua aja ke sananya ?
iya cuma bedua. tanpa pemandu, tanpa guide, tanpa arahan, hanya bermodalkan berani dan yakin kalo mereka bisa sampai ke Mekkah dan inilah umroh pertama mereka .
speechless yahh :')

untuk dateng ke sini kan butuh biaya banyak, gimana caranya bisa berhasil ke sini ?

Mereka bukan berasal dari keluarga kaya raya, bukan juga ke sini karena menang undian belanja. 

Jerih payah mereka terbayar sejak tahun 2008 mengumpulkan uang. Awalnya mereka akan ke sini bersama ibunya, tapi di tahun 2012 takdir berkata lain. Tuhan sudah memanggil ibunya lebih dulu. Tahun 2012 itulah mereka harus mengorbankan uang yang mereka kumpulkan untuk pengobatan ibunya. Sebelum meninggal, ibunya sempat berpesan untuk pergilah ke Mekkah, berdoa yang banyak agar kita bisa bertemu lagi.

Sejak ibunya sudah tiada, mereka berniat untuk merantau meninggalkan Dhaka, ibukota Bangladesh. Mulai tahun 2017 mereka merantau mencari penghidupan yang lebih layak. Sehingga dari hasil jerih payahnya berbuah manis di tahun 2019. 

Mereka kembali lagi ke Dhaka, mengunjungi makan orang tua mereka dan mewujudkan pesannya. Mereka pun akhirnya terbang ke Mekkah.

"Bersyukurlah, selalu banyak bersyukur kita masih dikasih umur sampai sekarang. Sering-sering lah pergi yang jauh untuk tahu sebatas apa kemampuan kamu dan untuk tahu siapa diri kamu. Tuhan puna cara sendiri untuk kasih rezeki asal kamu berusaha. Aku gak bisa sangka secepat ini bisa ke Mekkah. Itu hanya kuasa Tuhan dan izin Tuhan"

Setelah meninggalkan pesan indah sambil memegang tanganku dan mengelus pipiku, kami pun berpisah setelah antrian x ray makin dekat. Tepat pukul 03.50 a.m, Sohel dan Birda pamit untuk kembali ke Dhaka menjalani kehidupan seperti biasanya.

Pesan apa yang bisa di ambil ??

Tuhan selalu kasih jalan atas apapun niat baik yang sudah kita lakukan . Banyaklah berusaha, berdoa dan banyaklah bertemu dengan orang-orang agar kamu bisa tahu siapa dirimu sebenarnya.

Comments

Popular Posts